Medan

Kecamatan Medan Belawan dan Warga Daur Ulang Sampah Plastik Menjadi Balok dan Papan

Medan, 6/7 (Batakpost.com) – Sebagai langkah untuk mengurangi sampah plastik dan mendukung program prioritas Wali Kota Medan Bobby Nasution dalam bidang kebersihan, Kecamatan Medan Belawan dan warga setempat telah berinovasi dalam mendaur ulang sampah plastik menjadi balok dan papan.

Proses daur ulang dimulai dengan penggunaan mesin khusus yang melelehkan sampah plastik yang telah dikumpulkan dan dibersihkan. Sampah plastik dilelehkan pada suhu tinggi hingga mencapai 400 derajat Celsius. Setelah itu, lelehan plastik tersebut dialirkan ke dalam mesin cetak dan dipres menjadi balok atau papan yang kuat, menyerupai kayu.

IKLAN
IKLAN

Hasil daur ulang sampah plastik menjadi balok dan papan ini dapat digunakan untuk berbagai keperluan seperti meja, kursi, pagar, dan tiang lampu taman. Inovasi ini tidak hanya membantu mengurangi sampah plastik, tetapi juga berdampak positif terhadap lingkungan dengan mengurangi penebangan pohon.

Camat Medan Belawan, Subhan Fajri Harahap, menjelaskan bahwa pengolahan sampah plastik menjadi balok dan papan adalah salah satu inovasi di kecamatan tersebut yang diinisiasi oleh salah satu warga dan pengusaha muda. Selain mengurangi sampah plastik, inovasi ini juga mendukung program prioritas Wali Kota Medan Bobby Nasution di bidang kebersihan dan UMKM.

“Pengolahan sampah plastik menjadi balok dan papan ini merupakan kolaborasi antara Kecamatan Medan Belawan dengan pengusaha muda. Kita menyadari bahwa sampah plastik di Kecamatan Medan Belawan sangat melimpah, dan mayoritas sampah yang dibuang ke Tempat Pembuangan Sampah (TPS) dan Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) adalah sampah plastik,” kata Camat Medan Belawan di lokasi pengolahan sampah plastik, Rabu (5/7).

Menurut Subhan, sampah plastik kresek, kemasan, dan sachet yang sebelumnya dianggap tidak memiliki nilai ekonomis oleh masyarakat, kini dapat dimanfaatkan sebagai bahan yang berguna setelah melalui proses pengolahan menjadi balok dan papan.

“Balok dan papan yang dihasilkan dari sampah plastik akan kita aplikasikan menjadi produk yang bermanfaat seperti meja, kursi taman, lampu hias, dan tiang lampu taman,” ujarnya.

Subhan berharap mesin ini dapat mengurangi bahkan menghilangkan seluruh sampah plastik di Kecamatan Medan Belawan. Namun, saat ini mereka menghadapi kekurangan bahan baku. Untuk mengatasi hal ini, mereka akan bekerja sama dengan bank sampah agar dapat memanfaatkan sampah plastik menjadi balok dan papan.

Selain itu, Subhan juga akan mendorong masyarakat di Kecamatan Medan Belawan untuk mengumpulkan sampah plastik yang sebelumnya dianggap tidak memiliki nilai menjadi barang yang bermanfaat dan memiliki nilai jual.

“Ayo, warga Kecamatan Medan Belawan, mari kita kumpulkan sampah plastik dan bawakan ke pusat pengolahan sampah plastik untuk diolah menjadi barang yang berguna dan bermanfaat,” pungkasnya.

Di sisi lain, Tom Nauli Sinaga, seorang warga yang menggagas pengolahan sampah plastik menjadi balok dan papan, membagikan inspirasinya. Ia merasa terinspirasi oleh jumlah sampah plastik yang banyak di Kecamatan Medan Belawan. Terutama saat terjadi banjir rob, sampah plastik akan muncul ke permukaan dan tetap ada setelah banjir surut.

“Berawal dari banyaknya sampah plastik, saya dan teman-teman secara perlahan menciptakan mesin pengolahan sampah plastik. Selama enam bulan terakhir, kami telah bereksperimen dan berhasil mengolah sampah plastik menjadi balok dan papan,” jelasnya.

Tom berharap bahwa dengan adanya mesin pengolahan sampah plastik ini, mereka dapat membantu Pemerintah Kota Medan dalam mengatasi permasalahan sampah plastik, terutama di Kecamatan Medan Belawan.

“Kami berhasil membuat balok kayu dari plastik berukuran 10×10 dengan panjang 2 meter, serta papan dengan panjang 2 meter. Seluruh bahan baku yang kami gunakan adalah 100 persen sampah plastik,” ungkapnya.

Tom juga menjelaskan proses pengolahan sampah plastik menjadi balok dan papan. Mesin yang menggunakan tenaga listrik ini mampu membuat balok dan papan dengan bahan baku sampah plastik yang telah dibersihkan sebanyak 12 kg. Sampah plastik dalam mesin tersebut akan mengalami proses pembakaran, kemudian ditampung dan dicetak menjadi balok atau papan.

“Proses dari masuknya sampah plastik ke dalam mesin hingga menjadi balok atau papan memakan waktu 15 menit, kemudian dipotong dan didinginkan dalam air selama 15 menit. Jadi, total waktu yang dibutuhkan untuk membuat satu batang balok atau papan adalah 30 menit,” tambahnya.

Dalam kesempatan tersebut, Tom Nauli Sinaga juga memperlihatkan salah satu balok yang telah dibentuk menjadi tiang lampu taman lengkap dengan kabel dan lampu. Pada masa mendatang, dia berharap dapat mengembangkannya menjadi furniture sehingga memberikan peluang bagi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).

Exit mobile version