Jakarta, 21/11 (Batakpost.com) – Pabrikan mobil China seperti Wuling dan DFSK telah aktif dalam memproduksi mobil listrik berdimensi mungil atau compact. DFSK memiliki model Seres, sementara Wuling memiliki produk andalan Air EV dan yang baru saja diluncurkan, Binguo EV. Bagaimana tanggapan Hyundai, produsen mobil listrik yang juga beroperasi di Indonesia?
Fransiscus Soerjopranoto, Chief Operating Officer (COO) PT Hyundai Motors Indonesia (HMID), menyatakan bahwa pabrikan otomotif di Indonesia seharusnya bersaing dan bekerjasama untuk mengembangkan produk mobil yang ramah lingkungan.
“Kita berharap pemain otomotif di Indonesia itu melakukan kolaborasi dan kompetisi. Jadi bukan hanya dalam aktivitas pemasaran, tetapi juga dalam pengembangan produk. Kompetisinya bagaimana? Tentunya dengan menjual kendaraan listrik sebanyak-banyaknya di Indonesia,” ungkap Soerjo kepada wartawan di Jakarta pada Selasa (21/11/2023).
“Soal kolaborasi, bagaimana caranya? Kolaborasinya adalah dengan saling melengkapi, kita dapat melihat dari pasar, mana segmen-segmen yang masih dapat dikerjakan di Indonesia,” tambah Soerjo.
Saat ini, Hyundai memiliki dua model mobil listrik yang beroperasi di segmen premium, yaitu Ioniq 5 dan Ioniq 6. Meskipun begitu, Hyundai juga siap untuk memproduksi mobil listrik yang berada di segmen di bawah kedua model tersebut. Soerjo menyatakan bahwa produk elektrifikasi yang sedang dikembangkan adalah MPV 7-seater.
“Model 7-seater itu seperti kertas putih, pasarannya masih luas, dan bentuknya juga bervariasi. Kami sudah memiliki Ioniq 5 dan Ioniq 6, yang mungkin dapat diterima oleh konsumen saat ini. Kami melihat peluang untuk tetap berada di segmen di bawah Ioniq 5 dan 6, dan kami juga memiliki kesempatan untuk memenuhi kebutuhan lokal masyarakat Indonesia yang sangat akrab dengan 7-seater atau MPV. Oleh karena itu, kami juga akan memasuki segmen tersebut,” tambah Soerjo.
Baca Berita menarik lainnya dari Batakpost.com di GOOGLE NEWS
