Terkait dana sebesar Rp7,8 miliar yang dikatakan bocor, Arif menjelaskan bahwa dana tersebut dipakai untuk peningkatan pelayanan, dan juga untuk peningkatan kinerja perusahaan sesuai perkembangan teknologi saat ini.
“Wajar banyak uang yang tersimpan. Kalau tidak ada pengeluaran, otomatis uang akan terkumpul. Bisa dilihat, apa saja peningkatan pelayanan yang telah dikerjakan dari tahun 2021 hingga 2023. Misalnya, sebelum tahun 2021, waktu pak Ojak menjabat, sistem absensi pegawai masih manual. Di tahun 2021 sampai 2023, absensi telah memakai sistem pinjer dan selfi wajah. Tapi sekarang, setelah pak Ojak kembali menjabat, absensipun kembali lagi ke manual. Kemudian, komputer kantor sebelum 2021, masih Pentium 4, sekarang sudah core i7, paling rendah core i3, untuk memudahkan pegawai bekerja,” ungkapnya lagi.
Ditambahkannya, sebelum tahun 2021, sistem pembayaran masih manual, tetapi sejak tahun 2021, pembayaran sudah bisa dilakukan secara online melalui Indomaret dan layanan pembayaran online lainnya. Dia berharap Marojahan tidak lagi berlagak seperti orang yang lupa ingatan dan tidak mengerti sistem keuangan perusahaan. Justru Arif mencoba mengingatkan Marojahan, di mana dalam RKAP 2024 tidak ada ditampung penambahan pegawai Perumda Air Minum Tirta Nauli Sibolga.
“Seingat saya tidak ada menampung 21 karyawan masuk. Belakangan saya dengar tiba-tiba ada perubahan RKAP. Dalam hal ini Dewan Pengawas harus turut andil benar-benar mengoreksi pengajuan perubahan tersebut. RKAP itu adalah acuan kerja perusahaan, harus benar-benar berpihak untuk kemajuan perusahaan. Jangan seperti orang yang kehilangan ingatan. Seolah-olah tidak mengerti sistem keuangan di Perumda Tirta Nauli Sibolga,” pungkasnya.
Dia juga menegaskan bahwa Perumda Tirta Nauli Sibolga bukanlah Perbankan yang harus mengumpulkan kas sebesar-besarnya. Tetapi lebih kepada menjamin keberlangsungan pelayanan air minum di tengah-tengah masyarakat.
“Kalau jaringan yang tidak optimal lagi untuk melayani kebutuhan, itu sudah barang tentu mesti dilakukan peremajaan jaringan. Mind set Marojahan sepertinya mind set perbankan, tidak kepada menciptakan pelayanan yang prima kepada masyarakat. Intinya, tudingan kebocoran itu mengada-ada saja, hanya mau cari sensasi,” tandasnya.
Selanjutnya Baca: Sebelumnya Marojahan…