“Konsekuensi logis dari munculnya hasil pertanggalan absolut tersebut adalah Situs Purbakala dalam kurun sejarah tertua bukan lagi Situs Lobu Tua (Barus), tetapi Situs Bongal (Desa Jago-jago). Hal itu berdasarkan data arkeologis tertua dari Situs Lobu Tua (Barus) yang telah dianalisis pertanggalannya secara absolut berasal dari Abad ke-9 M, sementara pertanggalan tertua di Situs Bongal berasal dari Abad ke-7 M,” terang Elfin.
Elfin juga menegaskan, bahwa Situs Bongal merupakan aset penting perjalanan sejarah dan kebudayaan Indonesia, di mana Situs Bongal satu-satunya situs di nusantara yang mengandung bukti tertua interaksi kawasan kepulauan dengan kawasan asal islam (Timur Tengah). Bukti itu kata dia terwakili oleh keberadaan koin-koin perak (dirham) dari para pemimpin Daulah Umayyah Dan abbasyah yang berasal dari kurun Abad ke-7 M hingga ke-9 M.
“Saya sangat bangga hari ini pada acara penyerahan rangkuman eksekutif penelitian arkeologis Situs Bongal 2020-2022, semoga ini dapat bermanfaat bagi masyarakat dan Pemerintah Kabupaten Tapanuli Tengah dan dapat memperkaya sejarah peradaban budaya di Indonesia,” ucap Elfin.
Untuk itulah kata dia, Pemerintah Kabupaten Tapanuli Tengah sangat mendukung program berkelanjutan penelitian jangka panjang yang akan dilaksanakan oleh Badan Riset Dan Inovasi Nasional bekerja sama dengan Sultanate Institute. Semoga dengan penelitian berkelanjutan dapat lebih mengetahui sejarah Kabupaten Tapanuli Tengah.
Tidak lupa Elfin juga mengucapkan terima kasih kepada para peneliti, Balai Arkeologi Sumatera Utara yang sekarang berubah menjadi Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) atas MoU-nya dengan Sultanate Institute. Karena berkat hasil penelitian yang dilakukan dapat menemukan sejarah peradaban masa lampau. (Jasgul)
Baca Berita menarik lainnya dari Batakpost.com di GOOGLE NEWS