Sibolga, 19/2 (Batakpost.com)- Bank Indonesia serta pelaku industri keuangan, khususnya Penyelenggara Jasa Sistem Pembayaran (PJSJP) terus mendorong perluasan penggunaan QR Code Indonesian Standard (QRIS) dengan target 12 juta merchant pada tahun 2021. Hal ini merupakan salah satu langkah nyata Bank Indonesia dalam mendukung program Pemulihan Ekonomi Nasioanal (PEN), Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia (BBI), dan Bangga Berwisata di Indonesia (BWI). Perluasan implementasi QRIS sebagai salah satu inovasi digitalisasi dalam sistem pembayaran juga sejalan dengan program Percepatan Transformasi Digital yang dicanangkan oleh pemerintah, khususnya terkait dengan program penyusunan roadmap transformasi digital di sektor-sektor strategis, antara lain; sektor pemerintahan, layanan publik, bantuan sosial, pendidikan, kesehatan, perdagangan, industri, maupun penyiaran.
Demikian disampaikan Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Sibolga, Aswin Kosotali dalam acara bincang-bincang dengan wartawan, Kamis (18/2/2020) sore, di BI Sibolga.
BACA JUGA:Bupati Taput Usul Pembangunan SPAM ke Kementerian PUPR dan IPA Senilai Rp56 M
Dikatakannya, Bank Indonesia melihat bahwa implementasi QRIS dalam sistem pembayaran memiliki peluang yang besar untuk dikembangkan. Indonesia adalah pasar besar dan potensial dalam menyerap arus digitalisasi. Adopsi digitalisasi tersebut juga dipercepat oleh Pandemi COVID-19 yang mendorong perubahan perilaku masyarakat menjadi semakin digital. Dalam rangka mengurangi dampak penyebaran virus COVID-19, masyarakat dihimbau untuk melakukan transaksi contact-less atau pembayaran digital guna mengurangi resiko transmisi virus yang dapat bertahan pada uang kartal. Berdasarkan survei yang dilakukan oleh Redseer, sebanyak 65% responden mengkonfirmasi bahwa terdapat peningkatan penggunaan digital payment selama COVID-19.
BACA JUGA: Chord Lagu Batak Hahalongi Ma Si Doli I
Perubahan perilaku masyarakat yang semakin digital dapat menjadi peluang untuk meningkatkan kinerja sektor UMKM. Sebagai salah satu sektor utama penopang perekonomian Indonesia, mayoritas pelaku usaha mikro dan kecil masih menggunakan transaksi secara tunai. Hal ini mendorong Bank Indonesia sebagai pengampu kebijakan sistem pembayaran di Indonesia untuk melakukan perluasan penggunaan QRIS disektor UMKM. Dengan target implementasi QRIS sebanyak 12 juta merchant pada tahun 2021 yang dicanangkan oleh BI, diharapkan dapat mendukung pencapaian target gerakan Nasional Bangga Buatan untuk melakukan on-boarding kepada sebanyak 30 juta UMKM s.d tahun 2023 serta meningkatkan permintaan terhadap produk ekonomi kreatif buatan Indonesia. Upaya ini pada akhirnya diharapkan dapat berkontrisi pada Program Pemulihan Ekonomi Nasional serta mendorong ekonomi keuangan digital inklusif
Penggunaan QRIS dalam transaksi pembayaran memberikan berbagai macam kemudahan, baik bagi konsumen ataupun merchant. Dengan menggunakan QRIS, transaksi yang dilakukan lebih higienis tanpa ada kontak fisik, lebih cepat dan tercatat, aman dan dilindungi oleh BI, serta tidak dipungut biaya tambahan. Hal yang sama juga berlaku bagi para merchant yaitu dapat meningkatkan penjualan sehubungan dengan trend digilitasi yang semakin meningkat, terbebas dari risiko pencurian dan uang palsu serta dapat membantu membangun credit profile dengan mudah.
BACA JUGA: Viral, Pengemudi Ojek “Online” Dipaksa Nikahi Penumpang Wanita
Saat ini, realisasi implementasi QRIS nasional s.d tahun 2020 adalah sebanyak 5,85 juta merchant. Untuk Sumatera Utara tercatat sebanyak 244.413 merchant dengan rincian sebanyak 22.697 merchant di 16 Kabupaten/Kota di wilayah Kerja KPw BI Sibolga. Untuk mendukung perluasan implementasi QRIS sebanyak 12 Juta Merchant pada tahun 2021, maka sebanyak 486.500 merchant ditargetkan dapat menggunakan QRIS pada tahun 2021 di Provinsi Sumatera Utara. Guna mendukung perluasan implementasi QRIS tersebut, Bank Indonesia baru baru ini juga mengeluarkan fitur QRIS terbaru yaitu QRIS Tanpa Tatap Muka (Belanja Dimana Saja, Bayar Dari Mana Saja). (RED)