Teknologi

YouTube Meluncurkan Fitur Baru untuk Menghapus Konten AI yang Meniru Wajah atau Suara Pengguna

YouTube Meluncurkan Fitur Baru untuk Menghapus Konten AI yang Meniru Wajah atau Suara Pengguna

Jakarta, 27/6 (Batakpost.com) – YouTube telah mengumumkan fitur terbaru yang memungkinkan pengguna untuk meminta penghapusan konten yang menggunakan AI untuk meniru wajah atau suara mereka. Pembaruan pada formulir keluhan privasi YouTube, seperti yang dilaporkan oleh Android Authority, menjawab kekhawatiran yang berkembang terkait penggunaan AI untuk meniru individu, sebagaimana dikutip dari Android Headlines.

YouTube mengambil langkah ini untuk menanggapi potensi penyalahgunaan teknologi AI yang dapat digunakan untuk tujuan melecehkan atau merugikan pembuat konten. Platform tersebut menyadari risiko yang terkait dengan penggunaan yang tidak etis dari teknologi ini, terutama dalam kasus di mana individu menggunakan AI untuk meniru orang lain tanpa izin mereka.

IKLAN
IKLAN

Formulir keluhan privasi yang baru telah diperbarui dengan peringatan eksplisit bahwa penyalahgunaan fitur ini dapat mengakibatkan tindakan hukuman, termasuk kemungkinan penghapusan konten atau bahkan penangguhan akun yang melanggar kebijakan YouTube.

YouTube berkomitmen untuk meninjau setiap permintaan penghapusan secara manual untuk memastikan bahwa konten yang dilaporkan memenuhi kriteria yang diberlakukan, seperti parodi atau sindiran yang sah, terutama dalam kasus yang melibatkan tokoh publik atau orang-orang terkenal.

Dengan perkembangan pesat dalam teknologi AI generatif, YouTube mengambil langkah proaktif untuk mengatasi potensi penyalahgunaannya. Sebagai salah satu platform terbesar di dunia, YouTube memiliki tanggung jawab untuk melindungi penggunanya dari konten yang menipu, merugikan, atau berpotensi merusak.

Pada awal tahun ini, YouTube telah mewajibkan para kreator untuk mengungkapkan konten yang dihasilkan oleh AI yang mengubah kejadian nyata atau merekayasa tindakan individu. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan transparansi dalam konten yang diunggah ke platform tersebut.

Kehadiran alat bantu AI generatif telah memunculkan berbagai masalah etika, termasuk klaim dari seniman-seniman dunia bahwa perusahaan teknologi besar menggunakan karya seni mereka tanpa izin untuk melatih model AI.

Kemampuan AI untuk membuat gambar dan teks yang sangat realistis juga menimbulkan kekhawatiran tentang potensi penyebaran misinformasi dan disinformasi di platform-platform digital yang lebih luas.(int)

Baca Berita menarik lainnya dari Batakpost.com di GOOGLE NEWS

Exit mobile version