Jakarta, 5/1 (Batakpost.com) – Heru Sutadi, seorang pengamat telekomunikasi, mengungkapkan bahwa menerapkan kebijakan internet gratis untuk seluruh masyarakat di Indonesia tidak realistis. Hal ini juga berlaku untuk jenis layanan yang dibebaskan biayanya oleh pemerintah. Mayoritas jaringan telekomunikasi dan internet di Indonesia dijalankan oleh perusahaan swasta yang memberlakukan tarif kepada pelanggan.
Heru menjelaskan, “Karena dibangun swasta, artinya ada biaya atau tarif yang dikenakan kepada pengguna untuk menutup biaya modal dan operasional. Karena bersifat komersial, harus ada keuntungan yang diperoleh.”
Pendapatan dari penyelenggara internet dan telekomunikasi, termasuk kontribusi universal service obligation (USO), mencapai Rp 25 triliun. Jika internet digratiskan, negara berpotensi kehilangan pendapatan tersebut.
Direktur Eksekutif ICT Institute menegaskan bahwa kebijakan internet gratis memang bisa dilakukan, namun sinyal internet akan tersedia hanya di beberapa tempat tertentu. “Modelnya adalah Pemda membangun jaringan sendiri, tetapi aksesnya tetap berbayar kepada penyelenggara internet. Bakti Kominfo juga memberikan akses internet gratis di beberapa wilayah 3T sebagai CSR-nya,” tambahnya.
Heru menyatakan bahwa pemerintah dapat menerapkan layanan internet gratis dengan catatan bahwa jaringan telekomunikasi dan internet tersebut digelar oleh negara. “Layanan gratis bisa diberikan di tempat-tempat publik seperti alun-alun, sekolah, kampus, pusat kesehatan, stasiun, atau pasar,” ucapnya.
Namun, ia menekankan bahwa lokasi tersebut sebaiknya berada di wilayah terdepan, terluar, dan tertinggal (3T), seperti sekolah dan kampus, layanan kesehatan, stasiun, dan pasar. “Jika dimaksudkan gratis untuk semua orang, pemerintah tidak perlu lagi memungut PNBP dan membeli semua jaringan operator telekomunikasi atau penyelenggara internet, yang nilainya pasti sangat besar,” tambah Heru.
Sebelumnya, Calon Presiden Ganjar Pranowo menyampaikan program layanan internet gratis dalam kampanyenya di Semarang pada 1 Januari 2024. Ganjar menekankan bahwa dengan internet gratis, kreativitas anak muda akan terfasilitasi dengan lebih baik, dan siswa dapat belajar secara online dengan lebih mudah.
Baca Berita menarik lainnya dari Batakpost.com di GOOGLE NEWS