Di tempat yang sama, pedagang lainnya, Tiorida Simamora, (43), meminta pemerintah Tapteng harus memikirkan nasib mereka yang sedang terancam. Sebab, nasib mereka sebagai pedagang terancam saat ini, karena mengikuti permintaan pemerintah.
“Bagaimana kami bisa bertahan dengan kondisi begini. Anak – anak kami ada yang sekolah, terancam putus lah ini. Sejak bulan 1 lalu, kami tidak pernah mendapatkan keuntungan, yang ada hanya rugi terus menerus. Untuk makan saja, kami saling tukar (barter) dengan pedagang lain,” keluh ibu pedagang sayur itu dengan meneteskan air mata.
Sementara itu Kepala Dinas Perindag Tapteng, Berlin Doloksaribu yang dikonfirmasi batakpost.com, menegaskan, segera menutup kembali Pasar Sibuluan.
“Kami akan segera turun ke Pasar Sibuluan untuk menutup kembali pasar itu. Dan kami harapkan dukungan dari masyarakat juga, demi memaksimalkan pengoperasian Pasar Terpadu Pandan,”katanya.
Sementara itu para pemilik kios yang ada di Pasar Terpadu Pandan meminta Dinas Perhubungan agar segera membuka rute angkot dari Sibuluan ke Terminal Pandan dan sebaliknya. Pasalnya Pasar Terpadu sudah berhasil beroperasi namun kendalanya rute angkutan yang terbatas.
“Jadi kami minta Dinas Perhubungan Tapteng agar bisa membuka rute baru dari Tugu Ikan Sibuluan ke Pasar Terpadu Pandan, dan juga ke Jalan Baru. Dengan demikian Pasar ini pasti ramai karena akses angkutan sudah tersedia. Dan satu lagi kami juga meminta agar Dinas PU Tapteng menyelesaikan perbaikan jalan dekat perumahan Matahari, supaya tidak ada lagi kendala. Jadi intinya apa yang dikeluhkan para pedagang dampak tidak adanya akses angkutan ke Pasar Terpadu Pandan ini,”kata para pedagang kios Pasar Terpadu Pandan, diantaranya R.Girsang, P. Sinaga, S. Siahaan. (HAT)