Jakarta, 6/8 (Batakpost.com) – Laporan terbaru dari penyedia layanan antivirus Kaspersky mengungkapkan bahwa sektor telekomunikasi, media massa, dan pengembangan konstruksi menjadi target serangan siber utama pada paruh pertama tahun 2024. Laporan ini menyoroti bagaimana ketiga sektor ini mengalami tingkat insiden keamanan siber yang signifikan.
Menurut Kaspersky, sektor telekomunikasi menghadapi jumlah insiden terbesar, dengan 284 serangan per 10 ribu sistem. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh minat penyerang terhadap data sensitif dan upaya eksploitasi hubungan tepercaya. “Serangan yang berhasil pada perusahaan telekomunikasi dapat mengekspos jutaan data pelanggan, termasuk detail kontrak, nomor jaminan sosial, dan informasi kartu kredit. Ini juga dapat menjadi batu loncatan untuk serangan lebih lanjut melalui eksploitasi hubungan tepercaya,” ujar Sergey Soldatov, Kepala Kaspersky Managed Detection and Response.
Sektor media massa menjadi sasaran kejahatan dunia maya karena perannya yang penting dalam konflik internasional, di mana informasi memiliki dampak besar. Organisasi media massa mengalami 180 serangan per 10 ribu sistem selama periode ini.
Perusahaan pengembangan konstruksi juga terpapar ancaman siber signifikan dengan 179 serangan per 10 ribu sistem. Sektor ini menarik perhatian pelaku kejahatan siber karena arus kas yang besar dan ketergantungan pada subkontraktor, yang dapat menjadi saluran untuk serangan melalui infrastruktur mitra terpercaya dan spear phishing.
Kaspersky mencatat bahwa perusahaan telekomunikasi juga menghadapi jumlah rata-rata insiden kritis tertinggi, dengan 32 serangan per 10 ribu sistem. Insiden kritis adalah serangan yang memiliki dampak signifikan pada infrastruktur perusahaan. Sektor IT dan pemerintah masing-masing mengalami hampir 12 dan delapan insiden kritis rata-rata.
Secara global, jumlah insiden siber relatif stabil dengan sedikit penurunan. Organisasi cenderung memperkuat langkah-langkah keamanan siber setelah lonjakan serangan pada tahun 2021-2022. Kaspersky mencatat bahwa kemajuan dalam penilaian kerentanan dan uji penetrasi telah meningkatkan keamanan secara keseluruhan.
“Serangan siber biasanya mencerminkan konflik global dan perhatian keamanan siber yang meningkat di berbagai sektor telah menghasilkan tingkat keamanan yang lebih tinggi,” tutup Soldatov.(int)
Baca Berita menarik lainnya dari Batakpost.com di GOOGLE NEWS