
Presiden sudah datang untuk Karnaval Kemerdekaan Pesona Danau Toba. Kami mengira kehadiran presiden dalam karnaval merupakan bukti Danau Toba akan dikembangkan secara serius sebagai salah satu dari sepuluh destinasi utama di Indonesia. Namun lebih dari itu seperti membayar hutang atas kemenangan beliau dalam Pilpres dengan dukungan besar dari orang-orang Batak. Sebelum malam karnaval di Parapat, Presiden Jokowi juga sempat berkunjung ke Samosir dan didaulat di Huta Bolon Sidabutar Tomok setelah disambut dengan kelengkapan ulos dan salah satu tongkat tradisi. Banyak hal-hal yang bisa diingat dan diceritakan dari Karnaval 2016. Ternyata malam karnaval di Parapat menyerap lebih banyak dana dibandingkan dengan pelaksanaan pawai karnaval di Balige. Berkah untuk Balige dan Tobasa juga karena kehadiran putra daerah, Jenderal Luhut B. Panjaitan mendampingi kedatangan presiden. Kami mengira selain jalan utama di Parapat kurang begitu luas untuk menampung 6.000-an manusia, putra-putra daerah dari Balige dan Tobasa memberikan pengaruh luas untuk pelaksanaan Karnaval 2016. Presiden Jokowi juga menganjurkan pelaksanaan karnaval dapat dilanjutkan ke depan sewaktu berpidato di panggung utama. Sambutan baik dengan gemuruh membuat kota Balige semakin bergema. Karnaval itu menjadi trending topic banyak media selama seminggu. Kunjugan ke Balige saat itu berduyun-duyun. Orang-orang dari kota lain berdatangan sambil membawakan ulos. Orang-orang dari berbagai dusun pun ada yang lupa membawa ulos karena ingin melihat langsung Presiden Jokowi. Produksi ulos juga meningkat dan dibagi-bagikan sebagai bukti kedatangan presiden. Kenangan terhadap Karnaval 2016 kembali menjadi dominan ketika Karnaval 2017 dinanti-nanti; diundurkan atau memang tidak akan terjadi lagi. Bagaimana ini, Mas Jay? (tulis Thompson di Medan, 22 Agustus 2017)