Segenap kru batakpost.com mengucapkan Selamat Hari Raya Idul Fitri 1445 H/2024, Semoga doa dan usaha kita diterima oleh Allah Swt. Taqabbalallahu minna wa minkum. Selamat Idul Fitri, mohon maaf lahir dan batin.
Nasional

Kakak Beradik Meninggal karena Bom, Tak Ada Lagi Gandengan Tangan ke Gereja

229
×

Kakak Beradik Meninggal karena Bom, Tak Ada Lagi Gandengan Tangan ke Gereja

Sebarkan artikel ini
Ambulance yang mengangkut para korban ledakan bom gereja. (Int)
Advertisement
Example 300x600
Advertisement

Surabaya, 14/5 (Batakpost.com) – Betapa hancurnya hati keluarga saat Nathanael (8) dinyatakan meninggal dunia pada Minggu (13/5/2018) sekitar pukul 20.12 WIB. Pasalnya, pada siang harinya, keluarga asal Jalan Barata Jaya, Surabaya, ini kehilangan Vincencius Evan (11), kakak dari Nathanael, yang meninggal dunia dalam tragedi teror bom di Gereja Santa Maria Tak Bercela di Ngagel, Surabaya. Wenny (47), Ibu Evan dan Nathanael, juga mengalami luka karena kejadian ini.

Dia telah menjalani operasi di RS Bedah Surabaya pada Minggu, sekitar pukul 16.00 WIB. Susi, kerabat Wenny, mengatakan, Wenny bercerita bahwa dia melihat sendiri pelaku saat meledakkan diri di halaman gereja.

Advertisement
banner 325x300
Advertisement


“Bu Wenny mengaku sempat menengok dan tahu sendiri ada pengendara motor menerobos satpam. Tiba-tiba bom meledak,” ucap Susi di RS Bhayangkara Polda Jatim, Minggu. Bergandengan tangan Saat itu, lanjut Susi, Wenny dan anak-anaknya baru saja turun dari mobil bersama satu anggota keluarga lain. Kepada Susi, Wenny bercerita, saat itu, dia tengah menggandeng putranya, Nathanael, dan kakaknya, Evan, berjalan beriringan. Namun baru empat langkah berjalan, menurut Wenny, dia melihat ada motor menerobos halaman Gereja Katolik Santa Maria Tak Bercela dari arah belakang.

Bocah 11 Tahun Korban Ledakan Bom Gereja Santa Maria Susi mengatakan, Wenny juga sempat bercerita bahwa motor itu sempat dihalangi oleh satpam. Lalu tiba-tiba suara ledakan keras terdengar. Wenny bersama keluarga dan dua anaknya pun terempas. Belakangan, Susi tahu, sang satpam juga kemudian diketahui menjadi korban ledakan dan tubuhnya hancur.

Kritis Direktur RS Bedah Surabaya, dr Priyanto Swasono MARS menuturkan bahwa Nathanael sempat mengalami kondisi kritis setelah dibawa dalam kondisi luka parah ke rumah sakit. Sebelum diumumkan meninggal dunia, Nathan disebutkan dalam kondisi stabil usai menjalani operasi amputasi kaki kanannya. Namun kemudian, tekanan darah Nathan tiba-tiba drop.

“Dia banyak kehilangan darah akibat luka-lukanya sehingga tekanan darahnya drop,” ungkap dr Priyanto.

Nathanael akhirnya mengembuskan napas terakhirnya di ruang IGD RS Bedah Surabaya pada pukul 20.12 WIB. Sementara itu, sang kakak, Evan, disebutkan tiba di rumah sakit dalam kondisi luka parah lalu tak lama kemudian meninggal dunia.

“Ada luka bakar, luka patah dan luka lainnya,” kata dr Priyanto. Selanjutnya, jenazah Evan dibawa ke RS Bhayangkara untuk diotopsi. Sampai akhir hari Minggu, jumlah korban tewas mencapai 14 orang, sedangkan jumlah korban luka mencapai 43 orang. Korban luka dirawat di 8 rumah sakit di Surabaya, yaitu masing-masing RSU dr Soetomo 3 orang, RS William Booth 2 orang, RS Bhayangkara Polda Jatim 6 orang, RS Siloam 5 orang, RS Angkatan Laut dr Ramelan 1 orang, RS Bedah 14 orang, RKZ Surabaya 7 orang, dan RS Premier 5 orang. Kabid Humas Polda Jatim Kombes Pol Frans Barung Mangera sebelumnya mengatakan, sebenarnya ada dua korban luka lagi yang dirawat di RS Undaan, tetapi sudah diperbolehkan pulang dan berstatus rawat jalan. (dilansir dari kompas.com)

 


Tinggalkan Balasan