Segenap kru batakpost.com mengucapkan Selamat Hari Raya Idul Fitri 1445 H/2024, Semoga doa dan usaha kita diterima oleh Allah Swt. Taqabbalallahu minna wa minkum. Selamat Idul Fitri, mohon maaf lahir dan batin.
EkonomiLintas SumutSibolgaTapanuli Tengah

Ini Alasan Petani Tapteng Tidak Mau Menjual Gabah Mereka ke Bulog

293
×

Ini Alasan Petani Tapteng Tidak Mau Menjual Gabah Mereka ke Bulog

Sebarkan artikel ini
Petani saat memanen hasil sawahnya. (Int)
Advertisement
Example 300x600
Advertisement

Tapteng, 26/1 (Batakpost.com)- Para petani di Kabupaten Tapanuli Tengah memiliki alasan kenapa enggan menjual gabah mereka ke Badan Urusan Logistik Bulog (Bulog) Sibolga. Alasan utama para petani adalah, karena harga beli Bulog lebih rendah dibanding harga beli agen yang turun langsung kepada petani.

Hal itu terungkap pada saat Tim Serap Gabah Petani (Sergap) Mabes TNI AD turun ke petani dalam acara temu muka dengan petani.

Advertisement
banner 325x300
Advertisement


Menurut H Timan (60), Ketua Kelompok Tani Setia Kawan di Kelurahan Huta Balang, Kabupaten Tapanuli Tengah, Sumatera Utara, kemarin, menjelaskan, dia dengan kelompok taninya memilih menjual gabah kepada agen yang datang langsung kepada para petani.

“Gimana kami tidak menjual gabah kepada agen, karene Bulog hanya sanggup membeli Rp3.700/kg, sedangkan para agen yang turun ke petani membeli di kisaran Rp 4.700-4.800/kg. Sebagai petani sudah barang tentu kami memilih yang lebih mahal, karena biaya operasional juga mahal, belum lagi sewa lahan,” ungkapnya.

Untuk itulah Ia berharap kalau pemerintah ingin menampung gabah petani melalui Bulog, harga belinya jangan terlampau murah.

“Jika harga Bulog berbanding kisaran Rp300 rupiah, kami pasti akan menjual ke Bulog. Akan tetapi perbedaan harga antara Bulog dengan agen cukup jauh,” ujarnya.

Sementara itu, menurut Tim Serap Gabah Petani (Sergap) Mabes TNI AD, Kolonel Inf Mahfud sewaktu turun ke petani Tapteng, kemarin menegaskan, pemerintah memiliki target tertentu terkait stok beras nasional. Untuk mencapai itu diharapkan para petani bersedia menjual gabahnya ke Bulog, sehingga stok mencukupi dan tidak tergantung kepada impor beras, apalagi kalau terjadi bencana.

“Target nasional adalah mengharapkan agar swasembada pangan/stok beras nasional bisa terpenuhi, sehingga kita tidak impor beras lagi dari negara tetangga. Kenapa kita menargetkan ini, karena para petani kita ini sudah dibantu oleh pemerintah mulai dari bibit, pupuk, handtractor, dan kebutuhan lainnya. Diharapkan dengan adanya perhatian dari pemerintah kepada para petani, petani mau menjual gabahnya kepada Bulog walaupun harganya berbeda,” ujar Mahfud.(RED)


Tinggalkan Balasan