Berita UtamaSamosir

HKBP Gelar Doa Bersama Merawat Alam Danau Toba: Mari Lawan Tindakan Perusakan Lingkungan

HKBP Gelar Doa Bersama Merawat Alam Danau Toba yang dipimpin langsung oleh Ephorus HKBP Pdt Vicotor Tinambunan di Sopo Bolon HKBP Pangururan-Samosir, Sumatera Utara, Selasa (1/4/2025) dengan membagikan bibit pohon untuk ditanam. (Batakpost.com/Ist)

“Merawat alam itu penting, dengan kekuatan seluruh stakeholder dan kerja sama satu sama lain kita dapat merawat dan menjaga alam dengan baik. Sambil membangun, sambil menjaga alam, mari aktif dan bekerjasama,” ajak Ariston.

Ephorus HKBP, Pendeta Victor Tinambunan mengatakan merawat alam bukan hanya tugas pemerintah saja tetapi juga seluruh elemen termasuk gereja dan perusahaan. Dengan kehadiran berbagai unsur dalam doa bersama tersebut, Ephorus menekankan usaha menjaga alam dapat dimulai dari diri sendiri.

IKLAN
IKLAN

“HKBP secara institusi ikut serta menjaga alam. Mari kita terbuka untuk bekerja sama, karena sesungguhnya ini tidak mungkin dikerjakan satu pihak, memang harus bersama, antara masyarakat, perusahaan, pemerintah,” ucapnya.

Wakil Bupati Samosir Ariston Tua Sidauruk bersama dengan Ephorus HKBP Pdt Victor Tinambunan bersama dengan penggiat lingkungan hidup saat menanam pohon pada acara doa bersama untuk merawat alam danau toba yang digelar oleh HKBP di Kabupaten Samosir. (Batakpost.com/Ist)

Terkait perundang-undangan yang menjadi perangkat mengatur pengelolaan hutan, Ephorus berharap adanya kajian dan meminta tanggung jawab perusahaan yang memegang ijin sehingga kawasan Danau Toba dapat kembali terawat.

Alusdin Sihotang dari HKBP Sihotang mewakili para korban bencana Alam (Banjir Bandang tahun 2023) di Kenegerian Sihotang mengatakan, banjir yang mereka alami bersumber dari perbukitan, membawa material batu, kayu, lumpur dan pasir mengakibatkan 8 rumah rusak parah dan 1 korban jiwa.

Berdasarkan hasil penelusuran, banjir tersebut kata Alusdin merupakan dampak ulah manusia yang melakukan penebangan pohon. “Kami melihat titik awal penyebab banjir bandang dengan menggunakan drone, penjajakan selama 3 hari 3 malam ditemukan banyak ulah manusia dan ada juga bencana alam murni,” ungkap Alusdin

Dengan penanganan yang dilakukan Pemkab Samosir saat banjir, Alusdin memberi apresiasi dan berharap Pemkab dan Ephorus HKBP dapat menyuarakan perusakan hutan ke pemerintah pusat untuk mengambil langkah-langkah penanganan.

Acara doa bersama ini dihadiri ribuan jemaat dari dedominasi gereja yang ada di Samosir. Juga hadir pimpinan OPD Kabupaten Samosir, Praeses HKBP se-Kawasan Danau Toba, Pendeta dan Pengurus Gereja se-Kabupaten Samosir, Pegiat Lingkungan Wilmar Simanjorang, Aktivis lingkungan dari KSPPM, Tokoh Adat dan Tokoh Masyarakat. (red)

Baca Berita menarik lainnya dari Batakpost.com di GOOGLE NEWS

 

Exit mobile version