Berita UtamaMartabe Gold Mine

Hari Kedua Media Capacity Building, Wartawan Diboyong Kunjungi Lokasi Pelestarian Lingkungan PTAR

Ini Kawasan Konservasi Hutan Mangrove PTAR yang bekerja sama dengan Kelompok Tani Hutan Mandiri yang berada di Kalangan Pandan, Tapanuli Tengah yang dikunjungi wartawan dalam rangkaian Media Capacity Building, Rabu (6/3/2024). (Batakpost.com/red)

Menurut Masdar Muda Hasibuan Manager Community Relations PTAR, keberadaan lubuk larangan Garoga tidak terlepas dari dukungan PTAR untuk melestarikan lingkungan dan pengembangbiakan ikan jurung sebagai spesies endemik Tapanuli Selatan dan juga ikan mas dan ikan air tawar lainnya sebagai bentuk konservasi ekosistem dan biodiversity sungai.

“Lubuk larangan Garoga ini sudah menjadi role model untuk lubuk larangan lainnya. Karena saat ini sudah ada 7 lubuk larangan yang dibina oleh PTAR yaitu, Lubuk larangan Garoga, Lubuk Larangan Batu Horing, Lubuk Larangan Aek Ngadol, Lubuk Larangan Sumuran, Lubuk Larangan Sipenggeng, Lubuk Larangan Parsariran, dan Lubuk Larangan Batu Gula. Semua jenis ikannya sama dengan ikan yang ada di Lubuk Larangan Garoga ini,” terang Masdar.

IKLAN
IKLAN

Dari kawasan Lubuk Larangan, PTAR memperkenalkan Koperasi Soropdo Mulana kepada wartawan. Di mana Koperasi ini salah satu binaan PTAR yang dibantu fasilitas dan peralatannya. Koperasi Sarop Do Mulana merupakan koperasi kelompok usaha masyarakat yang dapat mendaur ulang limbah palet kayu bekas PTAR menjadi berbagai furnitur dan bahan baku lainnya termasuk menjadi kompos.

Tidak begitu jauh dari lokasi Koperasi Sorop do Mulana, ada Bank Sampah binaan dari PTAR yang dikelola Koperasi Imajinasi Cerdas Berkarya.

Menurut Salman Nasution, sejak dibina oleh PTAR, Bank Sampah yang dipimpinnya telah mampu mempekerjakan 11 orang anggotanya untuk mendaur ulang sampah-sampah masyarakat sekitar dan juga sampah dari PTAR.

“Alhamdulillah, kesadaran masyarakat akan sampah sudah mulai terbentuk di tempat kami ini. Kalau dulu masih suka buang sampah sembarangan, sekarang mereka sudah memilah sampahnya dan menabung sampah ke tempat kami ini,” kata Salman.

Dari hasil sampah yang disetor warga, khususnya para emak-emak merasa senang karena mendapatkan uang, karena sampah yang selama ini tidak bermanfaat sekarang bisa menjadi uang.

Selain mengelola sampah, koperasi ini juga mengelola pupuk organik yang bahannya dari sisa-sisa makanan.

Salman bersama anggotanya tetap mengedukasi masyarakat akan kesadaran masyarakat terkait sampah. Dia juga berharap agar PTAR terus mendampingi mereka sampai nanti benar-benar bisa mandiri. (Jasgul)

Baca Berita menarik lainnya dari Batakpost.com di GOOGLE NEWS

Exit mobile version