EkonomiGaya HidupNasional

Gaji Tak Sebanding Risiko, Masih Ada yang Mau Jadi Stuntman

Salah satu aksi pemeran pengganti (Ilustasi). (Int/Ist)

Jakarta – Pemeran pengganti atau stuntman memiliki peran penting dalam pembuatan film. Mereka biasanya mengambil alih adegan-adegan yang tak bisa dilakukan aktor-aktor utama karena terlalu berisiko.

Adegan itu seperti kebut-kebutan di jalan, menembus api, berkelahi, hingga melompat dari gedung. Risiko cidera hingga kehilangan nyawa pun mengintai para stuntman.

IKLAN
IKLAN

Lantas, apa alasan mereka menjalani profesi ini?

Pendiri Stunt Fighter Community (SFC) Deswyn Pesik mengaku, para stuntman menjalani profesi ini semata-mata karena menyukai tantangan.

“Passion, suka dengan tantangan,” ujar dia kepada detikFinance, Senin (20/8/2018).

Dia mengaku, penghasilan menjadi stuntman tidak terlalu besar. Dia menjelaskan, honor yang dibayarkan stuntmen tergantung tingkat kesulitan adegan, kemampuan rumah produksi, hingga distribusi apakah untuk sinetron, film layar lebar, atau iklan.

Deswyn menjelaskan, honor yang diterima untuk stuntman sinetron sekitar Rp 500 ribu hingga Rp 700 ribu per hari, film layar lebar sekitar Rp 1 juta per hari, dan untuk iklan Rp 1,5 juta hingga Rp 2 juta per hari.

“Tergantung adegan, distribusi untuk apa nih TV film atau layar lebar kemudian tergantung kebijakan masing-masing production house,” ungkapnya.

Penghasilan tersebut, kata dia, tak sebanding dengan risiko yang mengancam para stuntman. Dia bilang, penghasilan tak menjadi pertimbangan untuk menjadi stuntman.

Saat ini, dia menambahkan, anggota SFC yang aktif berlatih di Jakarta sekitar 30 orang.

“Kalau dengan saya mereka tidak mempertimbangkan (penghasilan),” kata Deswyn.

Selain itu, dia menuturkan, keinginan menjadi stuntman karena ingin berkontribusi pada pengembangan film di Indonesia, khususnya bergenre action.

“Karena mereka mau terjun di dunia perfilman action Indonesia,” tutupnya. (int)

Exit mobile version