Ekonomi

G20 Tinggalkan Uang Rp 10 Triliun di Bali

Fithra Faisal Hastiadi, Ph.D, Direktur eksekufit Next Policy, ekonom, peneliti, dan pengajar di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia saat menjelaskan dampak positif dan besaran uang yang tinggal di Bali selama perhelatan G20, dalam Diskusi Hasil Presidensi G20 Indonesia 2022 di Bali, 7-8 Desember 2022. (Batakpost.com/Jason Gultom)

Untuk jangka pendek kata dia, conference summit memiliki kontribusi signifikan terhadap sektor-sektor yang berhubungan langsung terhadap penyediaan fasilitas kegiatan seperti sektor akomodasi dan makan minum, serta sektor transportasi. Kegiatan perekonomian masyarakat lokal, seperti UMKM, turut terpromosikan sebagai manfaat dari masifnya kegiatan pendamping Presidensi G20 (side events).

Untuk dampak jangka menegah, peningkatan aktivitas perekonomian yang diproyeksikan dapat menciptakan lapangan pekerjaan sebesar 33.000 tenaga kerja. Manfaat ekonomi tersebut diharapkan dapat memberikan sinyal positif bagi masyarakat untuk meningkatkan kegiatan konsumsinya, khususnya pada sektor pariwisata yang sempat terpuruk akibat pandemic COVID-19.

IKLAN
IKLAN

“Berdasarkan simulasi yang telah dilakukan, konsumsi domestik diestimasikan meningkat sebesar Rp 1,7 triliun. Dan kegiatan Presidensi G20 diestimasikan mampu mengurangi kesenjangan sosial sebagai dampak dari meningkatnya pendapatan domestik, baik secara regional maupun nasional,” kata Fithra.

Wakil Wali Kota Sibolga Pantas Maruba Lumbantobing didampingi Rudianto Manajer Unit Implementasi Kebijakan Sistem Pembayaran Pengawasan Sistem Pembayaran dan Pengelolaan Uang Rupiah KPw BI Sibolga, dan Indra Hartarto Tambunan, ST, MS, PhD Akademisi dari IT DEL yaang ikut sebagai peserta Diskusi Hasil Presidensi G20 Indonesia 2022 di Intercontinental Bali Resort. (Batakpost.com/Jason Gultom)

Diapun membandingkan penyelenggaraan forum internasional lainnya yang diselenggarakan di Bali, seperti forum IMF-WB 2018, kegiatan ASEAN Games 2018. Di mana kegiatan Presidensi G20 diestimasikan mampu memberikan manfaat ekonomi 1,5-2 kali lebih besar, meskipun jumlah negara partisipan pada Presidensi G20 relatif lebih sedikit dibandingkan kedua kegiatan tersebut.

“G20 diestimasikan akan meningkatkan PDB nasional sebesar Rp 7,43 triliun. Jumlah tersebut jauh lebih besar dibandingkan kontribusi forum IMF-WB 2018 sebesar Rp 2,43 triliun,” ungkap Fithra.

Sedangkan untuk jangka panjang, Negara-negara anggota G20 menguasai 80% perekonomian dunia, 79% perdagangan dunia dan mewakili 60% penduduk dunia, sehingga forum G20 dipandang signifikan dan sistemik.

Sementara itu Prof. Hikmahanto Juwana, S.H., L.L.M., PH.D, Guru Besar Hukum Internasional Universitas Indonesia dan Rektor Universitas Jenderal Achmad Yani yang juga sebagai pembicara dalam kegiatan itu memaparkan, Dampak Presiden G20 Bagi Indonesia di Percaturan ekonomi Politik Global.

Dampak yang…

Exit mobile version