Segenap kru batakpost.com mengucapkan Selamat Hari Raya Idul Fitri 1445 H/2024, Semoga doa dan usaha kita diterima oleh Allah Swt. Taqabbalallahu minna wa minkum. Selamat Idul Fitri, mohon maaf lahir dan batin.
Berita UtamaBudaya

Fakta Keberadaan Oeang Repoeblik Tapanuloe (ORITA) dan Mesin Cetaknya

554
×

Fakta Keberadaan Oeang Repoeblik Tapanuloe (ORITA) dan Mesin Cetaknya

Sebarkan artikel ini
Inilah mesin yang mencetakn ORITA. (batakpost.com/Jason Gultom)
Advertisement
Example 300x600
Advertisement

Catatan: Jason Gultom

Ada kebanggan tersendiri bagi masyarakat Tapanuli, di mana pada masa Keresidenan dahulu, wilayah Tapanuli sudah dipercaya pemerintah saat itu untuk mencetak mata uang sendiri yang diberi nama Oeang Repoeblik Tapanuloe (ORITA). Munculnya kepermukaan tentang uang ORITA ini atas investigasi yang saya lakukan sewaktu saya masih wartawan di harian METRO TAPANULI group dari JPPN.

Advertisement
banner 325x300
Advertisement


Timbulnya niat saya untuk melakukan investigasi tentang ORITA ini dikarenakan respon pembaca terkait berita yang pernah saya tulis terkait bukti-bukti sejarah perjuangan masyarakat Tapanuli Tengah (Tapteng) untuk melawan Belanda khususnya di Kecamatan Sitahuis dan Desa Nagatimbul yang berada di Kabupaten Tapanuli Tengah, Sumatera Utara.

Waktu itu bulan Februai tahun 2008. Saya mendapat telepon dari salah seorang pembaca kami bernama Bagdani Siregar, (62) warga Pasar Belakang, Kecamatan Sibolga Kota, Sibolga. Ia mengaku bahwa mesin cetak ORITA ada di rumahnya. Mendapat informasi tersebut sayapun langsung turun ke kediaman Bagdani.

Menurut penuturan Bagdani Siregar, mesih cetak itu adalah milik sahabatnya Horas Siregar yang merupakan putra pemilik percetakan Philemon Bin Harun Siregar yang ad di Sibolga.

“Tahun 2004 lalu kami bersama Horas Siregar sudah sepakat kerja sama untuk membuka percetakan dengan menggunakan mesin cetak uang ORITA. Hanya saja kondisi mesin cetak ini sudah tua, jadi kecepatannya sudah berkurang dibandingkan dengan mesin cetak yang baru. Atas kesepakatan bersama, kami putuskan untuk merememajakan mesin cetak tersebut dengan meminta bantuan dari Wali Kota Sibolga saat itu. Hanya saja Wali Kota mengatakan, bahwa Pemkot Sibolga tida memiliki museum untuk menyimpan mesin cetak tersebut,” ungkapnya.

Baca juga karena…


Tinggalkan Balasan