Segenap kru batakpost.com mengucapkan Selamat menunaikan ibadah puasa 1445 H/2024, bulan penuh berkah dan ampunan, bersihkan diri, jernihkan hati.
Sibolga

Ekonomi Indonesia Bakal Menguat

178
×

Ekonomi Indonesia Bakal Menguat

Sebarkan artikel ini
Kepala Kantor BI Sibolga Suti Masniari. (babtakpost.com/Ist)
Example 300x600

Sibolga, 25/6 (Batakpost.com)- Kepala Kantor Perwakilan (KPw) Bank Indonesia (BI) Sibolga, Suti Masniari Nasution, berharap kepada pemerintah daerah (Pemda) khususnya yang berada diwilayah kerja BI Sibolga untuk memperkuat dan mendorong Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) terutama sektor yang menjadi unggulan.

Suti menilai UMKM masih menjadi tulang punggung utama bagi pemulihan dan pertumbuhan ekonomi Nasional dan daerah, khususnya dimasa Pandemi COVID-19 atau diera new normal (Tatanan kehidupan kenormalan baru). Karena UMKM melibatkan banyak tenaga kerja dan memiliki banyak sektor unggulan.

banner 325x300

“Kami yakin masing-masing Pemda saat ini sedang menyiapkan petunjuk teknis (Juknis) dan petunjuk pelaksanaan (Juklak) bagaimana mendorong aktivitas ekonomi diera new normal atau memperhatikan masukan-masukan dari berbagai pihak,” kata Suti, saat menggelar “Media Breafing” Kebijakan Bank Indonesia dalam rangka pemulihan ekonomi dintengah Pandemi Covid-19 di Aula KPw BI Sibolga, Rabu (24/6).

Dia tidak memungkiri dalam upaya mendorong pertumbuhan ekonomi daerah dimasa Pandemi COVID-19 terutama di masa/di era new normal, Pemda tentu akan melihat karakteristik daerahnya, apa yang layak didorong. Namun secara spesifik, akunya, dalam upaya mendorong sektor unggulan di daerah masing-masing, Pemda pastinya akan melibatkan pihak-pihak terkait untuk menyusun dan mengeluarkan sebuah ketentuan atau pedoman untuk bisa menggerakkan ekonomi didaerahnya.

“Jadi masing-masing daerah akan berdiskusi lebih dalam bagaimana tata cara dalam memberikan stimulus ekonomi di wilayahnya dengan tetap menjunjung tinggi penanganan COVID-19,” tukasnya.

BI sendiri dalam upaya membantu dan mendukung pertumbuhan ekonomi di daerah, beber Suti, juga senantiasa tetap mendorong UMKM supaya tetap bisa tetap bertahan dengan membuat pertemuan-pertemuan dengan pelaku UMKM. Dalam pertemuan itu, BI senantiasa mendorong para pelaku UMKM supaya bisa memboarding sistem pemasaran mereka berbasis digital.

Kemudian BI juga mendorong UMKM-UMKM unggulan yang memberikan dampak perekonomian dan mendorong anak muda dalam pengembangan industri/industri kreatif serta mendorong pemasaran ekonomi Syariah sebagai bagian ekonomi nasional untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi Nasional dan memberikan stimulan melalui Program Sosial Bank Indonesia (PSBI) untuk peningkatan kapasitas sosial ekonomi dan UKM.

“Berbagai macam dilakukan BI, tapi tentu melihat kearifan lokal atau kebutuhan di daerah dan tetap bekerja sama atau berkoordinasi dengan Pemda. Maka dalam waktu dekat juga, dalam rangka mendorong peningkatan kapasitas sosial ekonomi melalui program sosial dan pelatihan BI, BI akan melakukan pelatihan untuk penggunaan Mesin Alat Tenun Bukan Mesin (ATBM) untuk pembuatan ulos di Tapanuli Utara (Taput), di Tapanuli Selatan (Tapsel) juga dan beberapa daerah untuk mereka bisa brrtahan dan bisa bangkit,” tukas Suti.

Ekonomi Mulai Menguat di Triwulan III 2020

Sementara itu, BI sebut Suti, memperkirakan ekonomi Indonesia mulai akan menguat pada triwulan III 2020 mendatang. Hal itu kata dia, sejalan dengan relaksasi Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) sejak pertengahan Juni 2020, serta stimulus kebijakan yang ditempuh oleh pemerintah. Dengan adanya pelonggaran atau kenormalan baru, aktivitas ekonomi mulai berjalan secara bertahap. Hal ini mendorong aktivitas perdagangan dan pendapatan masyarakat yang akan mendukung pertumbuhan ekonomi.

“Tapi demikian pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap menurun pada kisaran 0,9%-1,9% pada 2020, namun akan kembali meningkat pada kisaran 5,0%-6,0% pada 2021. Hal ini didorong dampak perbaikan ekonomi global dan stimulus kebijakan pemerintah bersama BI,” katanya.

Menurut dia, pada masa itu nantinya, tekanan terhadap perekonomian domestik mulai berkurang. Kontraksi ekspor tidak lagi sedalam prakiraan sebelumnya sejalan dengan permintaan dari Tiongkok.

“Indikator dini permintaan domestik pada Mei 2020 mengindikasikan perekonomian telah berada di level terendah, dan mulai memasuki tahap pemulihan. Hal itu seperti tercermin dari penjualan ritel, dan ekpektasi konsumen yang lebih baik dari capaian bulan sebelumnya,” pungkasnya. (RIL)


Tinggalkan Balasan