Segenap kru batakpost.com mengucapkan Selamat Hari Raya Idul Fitri 1445 H/2024, Semoga doa dan usaha kita diterima oleh Allah Swt. Taqabbalallahu minna wa minkum. Selamat Idul Fitri, mohon maaf lahir dan batin.
EkonomiGaya Hidup

Burung Ini Ditawar Rp 2 M, Kok Bisa?

96
×

Burung Ini Ditawar Rp 2 M, Kok Bisa?

Sebarkan artikel ini
Lovebird Kusumo (Foto: dok. Sigit Wmp)
Advertisement
Example 300x600
Advertisement

Jakarta – Kematian lovebird Kusumo menjadi kabar duka di kalangan pencinta burung. Lovebird Kusumo sudah jadi legenda karena ratusan kali menjuarai lomba dan pernah ditawar hingga Rp 2 miliar.

Lovebird Kusumo mati pada Senin (19/11) setelah 7 tahun dipelihara oleh Sigit Marwanta atau Sigit Wmp. Sigit menceritakan awal mula dia memelihara Kusumo hingga akhirnya langganan juara.

Advertisement
banner 325x300
Advertisement


“Dulu belinya di pasar, lalu kurawat buat lomba. Total sudah hampir 400 kali juara I di event nasional tahun 2014-2017. Yang juara II nggak dihitung,” kata Sigit saat berbincang Jumat (23/11/2018).

Ratusan kali juara, lovebird Kusumo jadi legenda di kalangan kicau-mania. Bahkan lovebird Kusumo pernah ditawar untuk dibeli senilai Rp 2 miliar. Tapi Sigit menolaknya.

“Iya (Rp 2 miliar). Bentuknya berupa Alphard, Rubicon, tambah Rp 300 juta. Tapi nggaklah, jangan. Pertama, karena kedekatan, yang ngasih nama kan anakku juga. Kalau kata anakku nggak boleh, ya nggak dilepas. Temanku juga bilang ini buat icon. Ya sudah, sampai kapan pun nggak kulepas,” ucapnya.

Siapa yang menawar lovebird Kusumo hingga miliaran rupiah? Sigit menutup rapat-rapat identitasnya.

“Istilahnya beliau tinggal cari hiburan. Anak-anaknya sudah sukses semua. Nggak mau dirilis juga,” ujar Sigit.

Berkukuh tak melepas lovebird Kusumo pada 2017, Sigit akhirnya tetap harus mengucapkan selamat tinggal kepada burungnya. Kusumo mati mendadak setelah dimandikan Sigit.

“Malam itu aku pulang. Dia kubawa ke sampingku, habis mandi kan. Duduk santai di pendopo. Dia pingin keluar sangkar, tahu-tahu kayak pingin mendekat. Kupegang, lemas, kukira tidur. Tahunya bablas,” kisahnya. (dtc)

 


Tinggalkan Balasan