Berita UtamaNasional

BMKG dan TNI AU Lakukan Operasi Modifikasi Cuaca di Labuan Bajo Antisipasi Cuaca Buruk Saat KTT ASEAN

Pesawat CN-295 yang dikerahkan oleh TNI AU untuk melaksanakan operasi TMC. (Foto: Dok. Dispenau)

Jakarta, 10/5 (Batakpost.com)- BMKG bekerja sama dengan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), dan TNI AU untuk melakukan operasi teknologi modifikasi cuaca (TMC) guna mengantisipasi cuaca buruk saat gelaran KTT ASEAN ke-42 di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Operasi TMC dilakukan untuk mempercepat proses hujan agar terjadi sebelum acara-acara di luar ruangan seperti welcoming dinner para kepala negara ASEAN dan delegasi di Hotel Ayana.

IKLAN
IKLAN

Menurut Kepala BMKG Dwikorita Karnawati, operasi TMC telah digelar sejak 9 Mei 2023 dan direncanakan akan berlangsung hingga 11 Mei mendatang. Pesawat Cassa dari Skadron Udara 4 Lanud Abdulrachman Saleh, Malang dengan posko di Bandara Tambolaka, Sumba Barat Daya digunakan untuk menyebarkan garam di atas awan target. BMKG bertugas menentukan awan dan titik koordinat semai NaCl atau garam.

Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto mengatakan bahwa pemerintah telah menyiapkan 20 ton garam untuk operasi TMC ini. Titik semai di antaranya, timur laut dan timur Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai, Kabupaten Manggarai Barat, Perbatasan Kabupaten Manggarai Barat dan Manggarai Timur, Laut Sawu, serta Perairan dan Padang Savana NTT.

Penyemaian awan atau cloud seeding dengan menggunakan garam dilakukan di awan-awan hujan cumulus untuk mempercepat proses hujan agar terjadi sebelum acara-acara di luar ruangan KTT ASEAN.

Guswanto juga memaparkan bahwa berdasarkan hasil analisis dinamika atmosfer dan prakiraan dari data meteorologi BMKG, telah terjadi peningkatan kondisi cuaca yang disebabkan oleh dinamika cuaca yaitu perkembangan Madden Julian Oscillation (MJO) berada di kuadran 5. Kondisi MJO dimaksud memberikan dampak potensi peningkatan kondisi cuaca di wilayah timur Indonesia pada umumnya, serta di Labuan Bajo pada khususnya.

Saat ini, arah angin dominan dari arah timur laut-tenggara yang dipengaruhi oleh aktifnya monsun Australia sehingga perlu diwaspadai potensi terjadinya angin kencang. Sementara suhu muka laut NTT masih cukup hangat, aktifnya gelombang equatorial Rossby dan kelembapan udara yang cukup basah disetiap lapisan atmosfer yang menyebabkan wilayah Manggarai Barat berpotensi terjadi penumpukan awan.

BMKG berharap operasi TMC yang digelar atas sinergi BMKG, BNPB, TNI/TNI AU, BRIN, Kemensetneg, Pemprov NTT ini dapat turut menyukseskan agenda KTT ASEAN ke-42. (red)

Exit mobile version