Mereka melihat ini adalah merupakan sebuah pemborosan yang sangat luar biasa, di tengah kondisi efisiensi yang telah diperintahkan atau ditetapkan Presiden Prabowo Subianto.
“Kita tidak menolak untuk dilaksanakan seremoni kegiatan HUT Tapteng. Tetapi ini merupakan pemborosan yang luar biasa dengan biaya Rp 3 miliar. Harusnya bisa dilaksanakan dengan konsep yang sederhana saja, tetapi bermakna dalam situasi efisiensi, apalagi di P-APBD 2025 ini anggaran kita hanya Rp 16 miliar. Bayangkan jika harus dikeluarkan Rp 3 miliar lebih hanya untuk kegiatan seremoni,” katanya.
Untuk itulah pihaknya menolak usulan anggaran untuk peringatan Hari Jadi Tapanuli Tengah, karena angkanya cukup fantastis di tengah penuhnya permasalahan masyarakat tentang kemiskinan. Anggaran yang Rp 3 miliar lebih itu masih banyak yang bisa digunakan untuk membantu masyarakat, para abang becak dan juga untuk beasiswa.
Hal senada juga disampaikan Willy Sahputra Silitonga, di mana mereka dikagetkan dalam pembahasan P-APBD terkait mata anggaran yang diajukan oleh Tapem.
Selanjutnya Baca: Presiden sendiri…
