Kucuran Dana Desa tahun 2019 benar-benar membawa suka cita bagi masyarakat Desa Pangaran Honas, Kecamatan Badiri, Kabupaten Tapanuli Tengah. Bagaimana tidak, selama ini akses jalan menuju kebun masyarakat hanya dapat dilalui dengan jalan tikus dan itu pun harus berjuang dengan kondisi alam.
Tidak sedikit masyarakat terpaksa menjual murah hasil kebun mereka, bahkan ada yang putus asa karena sulitnya akses memboyong hasil bumi dari Desa berpenduduk 292 Kepala Keluarga itu.
Selain kesulitan di bidang akses jalan, masyarakat di Desa ini juga sangat kesulitan dengan sarana air minum, khususnya di Dusun II Pangaran Honas, karena tidak adanya Bak Penampungan Air Bersih.
Melihat kondisi itu, Kepala Desa Pangaran Honas Yasiria Mendrofa mengambil langkah cepat dengan menggelar rapat bersama warganya. Dari hasil rapat itu disepakati beberapa ruas jalan yang menjadi akses utama masyarakat di tiga dusun harus dibuka.
Untuk Dusun I disepekati pembukaan jalan dengan Rabat Beton sepanjang 75 meter, ditambah dengan 1 Plat Dekker, dan Paret Beton 200 meter, dan semuanya sudah selesai dikerjakan.
Untuk Dusun II Pagaran Honas, difokuskan untuk pembangunan Bak Air Bersih dengan ukuran 2×2 meter. Tujuan dari Bak Air ini adalah, untuk menampung air dari pengunungan lalu dialirkan ke rumah-rumah warga yang ada di Dusun II. Karena selama ini yang menjadi kendala bagi masyarakat setempat tidak adanya Bak Air, sehingga warga kesulitan mendapatkan air minum. Dengan adanya Bak Air ini, maka persediaan air bagi warga selalu tercukupi karena sudah ditampung di Bak Penampungan Air.
Di Dusun III dibangun juga jalan Rabat Beton sepanjang 155 meter, Rabat Beton sepanjang 75 meter menuju lapangan sepak bola, Rabat Beton 35 meter menuju Kantor Desa, dan Rabat Beton 46 meter menuju Jalan Baru, ditambah dengan 5 Plat Dekker.
Pembangunan jalan Rabat Beton yang sudah selesai dikerjakan disambut riang oleh warga. Karena kendala yang mereka hadapi selama ini sulitnya menembus akses ke kebun masyarakat, karena rata-rata penghasilan masyarakat di Desa Pangaran Honas adalah petani kebun dan karet. Demikian juga dengan urusan ke Kantor Desa sudah lancar, karena jalannya sudah dibangun.
Dengan terbangunnya keseluruhan akses jalan itu, warga Desa Pangaran Honas pun berterima kasih kepada Pemerintah Pusat, kepada Bupati Tapanuli Tengah dan Kepala Desa.
Warga mengharapkan agar akses yang lain yang memang masih sangat dibutuhkan masyarakat dapat terus ditindaklanjuti. Demikian juga dengan perjuangan Kepala Desa mereka yang tidak mengenal lelah terus memberikan semangat dan edukasi kepada warganya medapat pujian warga.
“Masyarakat kami memang sangat terbantu dengan kucuran Dana Desa ini. Beberapa ruas jalan yang selama ini hanya jalan tikus sudah kita rombak menjadi Rabat Beton, demikian juga dengan Parit Jalan kita bangun dan sarana Air Minum. Karena memang saya melihat kesulitan masyarakat saya ada dalam sektor itu,” kata Yasiria Mendrofa kepada Batakpost.com.
Menurut wanita 36 tahun itu, harga hasil bumi atau kebun rakyatnya ditentukan oleh sarana akses jalan. Ia mencontohkan harga buah Durian dibadrol hanya Rp3.000-Rp5.000/biji dari kebun warga. Padahal jika sudah sampai ke pasar atau ke ibu kota Kecamatan, harganya bisa mencapi Rp20.000/ biji tergantung besar buahnya.
“Para toke yang datang memborong durian ke kebun masyarakat selalu mengeluhkan kondisi jalan yang sulit sehingga berat diongkos. Padahal buah durian warga cukup lebat di Desa kami ini dan rasanya sangat nikmat. Namun karena akses jalan yang sulit, sehingga dengan terpaksa masyarakat rela melepas durian mereka dengan harga murah. Dan sekarang harga durian sudah naik karena warga sudah bisa mengangkutnya menggunakan sepeda dan juga kereta. Hal itulah yang mendasari kami sepakat untuk membuka akses jalan Rabat Beton di tiga Dusun ini,” ungkap Kades.
Masih menurut ibu tiga orang anak ini, ada kendala berat yang mereka hadapi terkait akses jalan dari Desa mereka menuju Kecamatan, yaitu kondisi jalan Kabupaten yang sudah puluhan tahun rusak berat. Jalan sepanjang 3 KM itu satu-satunya akses dari Desa Pangaran Honas menuju Kecamatan Badiri.
Menurutnya, warga sudah sepakat agar jalan tersebut diperbaiki menggunakan Dana Desa. Akan tetapi aturan tidak memperbolehkan karena jalan itu adalah milik Kabupaten. Untuk itulah ia bersama dengan warganya meminta kepada Pemkab Tapteng melalui Dinas PU agar dapat memperbaiki jalan tersebut supaya akses masyarakat lancar dan anak-anak sekolah tidak kesulitan ke sekolah dan hasil komuditi dan kebutuhan masyarakat dapat cepat diangkut.
“Di desa kami ini ada 1 SD Negeri, dan rata-rata anak sekolah melewati akses jalan utama yang rusak itu. Seandainya jalan itu sudah diperbaiki, maka para orang tua bisa cepat mengantarkan anaknya naik kereta atau naik sepeda ke sekolah. Dampak rusaknya jalan Kabupaten ini juga dirasakan para pelajar SMP, karena anak-anak kami ini harus melewati jalan itu menuju Huta Balang, karena di sana ada SMP. Untuk itulah kami memohon agar jalan Kabupaten ini dapat diperbaiki demi kecepatan akses bagi Desa Pangaran Honas. Kami yakin, jika jalan itu sudah diperbaiki, maka tingkat ekonomi masyarakat pasti naik. Mudah-mudahan doa dan keinginan ini dapat terwujud,” pinta Kades yang terpilh tahun 2015 lalu.
Ada pun total anggaran Dana Desa yang dikucurkan untuk pembangunan fisik di Desa Pangaran Honas kata Kades sebesar Rp781.827.000, itu sudah termasuk pembangunan Lampu Jalan 10 unit. (RED)