Medan, 25/6 (Batakpost.com)- Pemerintah Kabupaten Tapanuli Tengah (Pemkab Tapteng) menggelar Malam Pagelaran Seni Budaya Tapteng Tahun 2023, di Open Stage Pekan Raya Sumatera Utara (PRSU) ke-49 bertempat di Komplek Tapian Daya, Jalan Gatot Subroto, Medan, Sabtu (24/6/2023) malam.
Malam Pagelaran Seni Budaya Pemkab Tapteng ini diisi dengan berbagai hiburan termasuk cerita rakyat dari Tapteng “Putri Lopian” yang berlangsung meriah.
Pj Bupati Tapteng Elfin Elyas mengawali sambutannya menyampaikan,, Malam Pesona Tapteng kali ini terasa sangat istimewa karena dihadiri oleh para tokoh/sesepuh masyarakat Tapteng dan Sibolga yang berdomisili di Kota Medan dan sekitarnya.
“Kehadiran Bapak/Ibu sekalian yang merupakan orang tua kami, sahabat kami, para dusanak sakampung, maupun para dongan sahuta memiliki arti yang begitu besar dalam upaya kita bersama menatap dan mengembangkan kemajuan Tapteng, kampung halaman yang kita cintai,” katanya.
Disampaikan Elfin, keberadaan manusia saat ini berada dalam proses panjang peradaban dunia.
Peradaban itu tidak dibentuk dengan cepat, namun perlahan dan matang. Dan kehadiran kita di PRSU saat ini kita syukuri karena diberi kesempatan oleh Tuhan untuk menikmati warna- warni masa lalu kita dalam PRSU ini.
Jka kita telaah dari sisi history, sambung Elfin, peradaban Tapanuli Tengah ini adalah bagian dari sejarah panjang yang telah ada bahkan sejak Abad ke 2 Masehi, yang ditemukan di Situs Bongal Cagar Budaya Jago-jago.
“Bulan lalu saya meresmikan Meseum Fansuri Situs Bongal Tapanuli Tengah. Situs Bongal ini memiliki kisah yang tersembunyi (Untold Story),” ucapnya.
Diungkapkannya, para peneliti dari Sultanete Institute dan BRIN menyebutkan, sejak Abad ke 2 Masehi, telah ada aktivitas Gilda perdagangan dan Gilda pengrajin antara masyarakat lokal dan pendatang di Kabupaten Tapanuli Tengah.
Hal ini diambil dari data riset baik secara etnografi, data geologi, arkeologi, historical yang mengkisahkan kehidupan kosmopolitan masa itu. Di mana kemajemukan bisa hidup berdampingan di tengah masyarakat.
Para peneliti juga menceritakan adanya Hilirisasi Industri yang didukung oleh zonasi industri dan produksi lokal, baik dalam bentuk industri logam mulia, rempah-rempah dan teknologi konstruksi
Untuk diketahui secara historical dahulu kala ada dua jalur perdagangan yaitu Jalur Sutra atau disebut Seidenstrasen yang melintas via darat dari China ke seluruh dunia (Asia). Dan kedua jalur rempah dengan lada hitam via laut (Eropa, Timur Tengah ke Asia) oleh Ferdinan Von Richthofen 1877.
Dan jalur perdagangan ini juga tercatat dalam Early Indonesian Comnerce, oleh OW Walter, tentang awal sejarah perdagangan Indonesia
“Kita berada dalam proses panjang peradaban dunia.,” kata Elfin.
Lebih lanjut Elfin menyampaikan, peradaban tidak dibentuk dengan cepat, namun perlahan dan matang. Dan
Kita adalah bagian dari kisah tanah di bawah angin “Zirbadad” (Aceh Sumatera Makasar Banten).
Dan semua aktivitas kosmopolitan itu sebut Elfin tercatat dalam sejarah Abad ke 2 hingga Abad ke 10. Namun hilang pada abad ke 11, dan muncul lagi sejarah kosmopolitan pada abad ke 12 di Lobu Tua Barus.
Pemerintah Kabupaten Tapanuli Tengah berharap Situs Bongal dapat menjadi “Word Heritage Site” yang syaratnya menggambarkan maha karya tempo lalu serta nilai-nilai kemanusiaan dan perkembangan ilmu pengetahuan. (Jasgul)
Baca Berita menarik lainnya dari Batakpost.com di GOOGLE NEWS